LPAI Kota Pasuruan Datangi PPA Polresta Menanyakan Kelanjutan Penanganan Perkara Perkosaan Anak - Pasuruan Bersatu

Selasa, 11 Juni 2019

LPAI Kota Pasuruan Datangi PPA Polresta Menanyakan Kelanjutan Penanganan Perkara Perkosaan Anak







Pasuruan, www.pasuruanbersatu.com - LPAI (Lembaga Perlindungan Anak Indonesia) Kota Pasuruan, Senin (10/6/2019) mendatangi Mapolres Pasuruan Kota di Jl Gajah Mada. Maksud kedatangannya, minta penjelasan kepada petugas PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) terkait kasus bocah yang diperkosa oleh lima pemuda di persawahan Desa Sungi Wetan, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan.

Kejadian perkosaan anak dibawah umur ini terjadi pada 26/62019) dinihari.  Sebut saja korbannya, Bunga (16). Bocah ini diperkosa oleh lima pemuda dewasa. Salah satunya, DY (19) warga Desa Sungi Wetan. Sebelum menjalankan aksinya, korban lebih dulu dicekoki minuman keras (miras) hingga teler.

Atas kejadian ini, pada 27/6/2019 atau esok harinya, orang tua korban beralamatkan Kelurahan Petahunan, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan ini, resmi melapor ke polisi. Bukti laporan nomor : 152/VI.RES/1.24/2019/JATIM RESPASKOTA.

Dalam isi laporannya disebutkan kronologis singkat kejadian yang menimpa Bunga.  Ceritanya, pada 25 Mei,  Bunga dapat WA dari temannya yang baru dikenal lewat chat. Yaitu DY yang beralamatkan Desa Sungi Wetan, Kecamatan Kraton. Dalam pesan WA nya, DY mengajak Bunga untuk jalan-jalan bersama pada Sabtu malam Minggu atau pada 26/6/2019.

Bunga mengiyakan, asalkan DY memintakan ijin kepada orang tuanya. DY tidak menolak tantangan itu. Esoknya DY datang menjemput, tapi menunggu di mulut gang. Bunga yang pamit kepada orang tuanya. Pesan ibunda Bunga, kalau pulang jangan malam-malam. Sepasang sejoli inipun berboncengan keliling Kota Pasuruan. Termasuk diantaranya menikmati malam temaram  Pelabuhan Kota Pasuruan.



Menjelang malam, Bunga minta pulang sesuai janjinya kepada orang tuanya. Ternyata permintaan itu tidak dituruti. Justru Bunga diajak ke Desa Sungi Wetan. Di desa itu, DY menjemput salah satu temannya. Dengan berboncengan tiga, mereka kembali keliling Pasuruan.

Saat larut malam, ketiganya berhenti di warung kopi di desanya.  Disitulah awal petaka menimpa Bunga. DY bersama empat temannya beli miras.  Botolan miras ditenggak bersama-sama sampai teler.  Tak terkecuali Bunga pun dipaksa minum miras tersebut.  Bunga yang tidak pernah meminum miras, langsung teler berat.  Saat Bunga tak sadar diri itulah dibopong ke persawahan.

Kelima pemuda bejat itu bergiliran menyetubuhi Bunga. Mereka pesta seks hingga pagi hari.  Bunga yang sadar diri, karuan saja menangis. Bunga dengan berat hati WA ke orang tuanya yang dua hari mencarinya.  Dalam WA nya, Bunga minta maaf karena tak mampu mempertahankan kesuciannya. Bak disambar geledek di siang hari, orang tua Bunga marah besar.  Atas pengakuan anaknya itulah, esok harinya melaporkan kejadian itu ke Polresta Pasuruan.

“Kami mendampingi korban. Intinya, kami mempertanyakan perkembangan penanganan kasusnya.  Sampai sejauh mana PPA Polresta menangani ini. Harapan kami, sebelum pelaku kabur, kami minta para pelaku segera diringkus, ” tegas M. Daniel, Wakil Ketua LPAI Kota Pasuruan, usai ke PPA Polresta.

Kata Daniel, dirinya yang didampingi Irianto, pegiat perlindungan perempuan dan anak ini ditemui Kanit PPA,  Iptu Suwondo.  Kepada Daniel dan Irianto, Kanit PPA berjanji akan segera menuntaskan perkaranya. (zaelani)
Comments


EmoticonEmoticon